Seorang mukmin pastilah diuji oleh Allah , baik ia belum berkeluarga maupun sudah berkeluarga, aa akan diuji dalam kehidupannya, dengan perkara yang disukainya maupun yang dibencinya. Ujian ini bahkan merupakan sunatullah dalam kehidupan.
Allah berfirman yang artinya, "Tiap tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar benarnya). Dan hanya kepada Kami-lah kalian dikembalikan. (QS. Al-Anbiya': 35).
Ketika mengomentari ayat di atas Ibnu Abbas berkata, "Kami akan menguji kalian dengan kesulitan dan kesenangan, kesehatan dan penyakit, kekayaan dan kefakiran, halal dan haram, ketaatan dan kemaksiatan, petunjuk dan kesesatan (Tafsir ath-Thabari, 16/268).
Dari ayat ini, kita tahu bahwa berbagai macam penyakit pun merupakan bagian dari ujian Allah yang diberikan kepada hamba-Nya. Namun, di balik ujian ini terdapat berbagai kebaikan kepada hamba-Nya; sakit ialah pengugur dosa dan kesalahan, sakit akan mengangkat derajat dan menambah kebaikan, sakit merupakan sebab untuk mendapat kedudukan yang tinggi, sakit merupakan bukti bahwa Allah menghendaki kebaikan terhadap hamba Nya, sakit membawa manusia kepada muhasabah, sakit bisa memperbaiki hati, dan mengingatkan hamba terhadap nikmat sehat. Dan lebih dari itu, sakit menjadi penyebab kembalinya seorang hamba kepada Rabb-nya..
Maka, para salaf dahulu lebih bahagia ketika mendapatkan musibah-musibah yang bisa mendekatkan diri kepada Allah daripada nikmat-nikmat yang justru membuatnya lalai dari-Nya, hingga salah seorang seorang dari mereka berkata, "Musibah yang membuatku mendekat kepada Allah lebih aku cintai daripada nikmat yang menjadikanku lalai terhadap Nya. Atau dengan kata lain, sakit yang membuatku semakin mendekat kepada Allah lebih aku cintai daripada nikmat sehat yang menjauhkanku dari-Nya.
Yang pertama adalah musibah yang menjadi karunia, sementara yang kedua adalah anugerah yang menjadi bencana.
Salah satu bentuk ujian sakit yang dialami oleh seorang wanita ialah sakit ketika hamil.
Karena sejatinya wanita yang sedang hamil-khususnya hamil muda akan mengalami beberapa perubahan baik fisik maupun psikologis. Secara fisik, sebagian wanita yang hamil akan mendapati fisiknya lemah secara drasti. Ia mudah lesu, lemah mudah capek, mengalami gangguan tidur atau insomnia, mudah kantuk, mudah merasa lapar merasa sangat malas, suka memanjakan diri, selalu merasa gerah dan berkeringat. Bahkan terkadang mengalami rasa mual dan muntah yang dahsyat . Hingga membuatnya kehilangan tenaga dan kekurangan cairan karena asupan makanan yang dimakan keluar semua
Adapun secara psikologis, la menjadi lebih sensitif-mudah sekali marah, selalu ingin diperhatikan, mudah cemburu, mudah cemas, dan sifat-sifat lainnya.
Singkat kata, kondisi hamil ialah salah satu bentuk ujian sakit yang diberikan Allah kepada segenap kaum hawa yang tengah hamil. Bahkan, sakit itu sedemikian berat
BUKTIKAN CINTAMU!
Bagi wanita yang sedang hamil, maka hendaknya ia bersabar, karena Allah akan membalas tiap rasa sakit yang dirasakan oleh tubuh dengan pahala. Tidak ada persendian yang mengalami rasa linu dan nyeri kecuali Allah menyediakan pahala atasnya.
Dan bagi para suami, pergunakanlah momen kehamilan istri sebagai perenungan, bukti cinta kepada istri, dan bentuk sayang kepada anak.
Sebagai perenungan, bahwa menjadi seorang ibu tidaklah mudah. la menghajatkan ketrampilan dan tenaga ekstra dalam mengerjakan seluruh pekerjaan rumah tangga yang tidak ada habis-habisnya. Dialah yang selama in mengurusi segala aneka pekerjaan yang harus diselesaikan setiap harinya. Membangunkan anak-anak, menyapu lantai, melipat dan menyetrika pakaian, menyiapkan sarapan, mencuci baju dan lain-lain serta pekerjaan-pekerjaan insidental yang terkadang datang secara tiba-tiba. Belum lagi, kesibukan-kesibukan yang didapatkan ketika sudah memiliki beberapa anak
Maka, ketika istri sedang hamil, hendaknya kita menyadari bahwa menjadi ibu rumah tangga tidaklah mudah. Ia membutuhkan kesabaran tingkat tinggi. Jika demikian, insyaallah kitä akan menghargai tiap pekerjaan yang dikerjakan oleh istri di kemudian hari.
Momen kehamilan istri juga bisa menjadi ajang untuk membuktikan cinta kepada pasangan.
Artinya, segala pekerjaan-pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh istri sudah seyogianya diambil alih oleh suami. Maka, suami yang cinta kepada istrinya ia yang rela meringankan beban istrinya, terlebih ketika istri sedang hamil.
Kehamilan istri juga menjadi waktu untuk membuktikan sayang seorang suami kepada anaknya. Karena kehangatan yang diberikan oleh seorang ayah kepada anaknya yang masih berada dalam perut istrinya akan dirasakan oleh si janin; bahwa ia merasa dihargai, merasa dicintai, dan merasa bahwa kehadirannya dinanti nanti. Wallahu a'lam. (sumber: Majalah Hujjah)
0 Comments :
Posting Komentar