Lalu nikmat Rabbmu yang manakah yang hendak kamu dustakan, demikian Allah bertanya kepada kita sebagai hambaNya. Sebuah pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban karena sudah jelas jawabannya. Tidak ada nikmat yang bisa kita dustakan.
Tetapi kecenderungan manusia kalau terlalu banyak diberi dan sering bahkan setiap saat, terkadang nikmat itu menjadi tidak terasa nikmatnya. Karena sudah biasa. Hal hal yang sudah biasa menjadi tidak luar biasa lagi.
Padahal semua hal yang biasa itu nikmat yang tiada tara dan manusia akan kebingungan kalau nikmat yang biasa itu tiba tiba dicabut oleh Allah.
Bernafas adalah hal yang biasa, menjadi terasa luar biasa nikmatnya ketika kita diuji dengan sesak napas. Kedipan mata hal yang biasa akan menjadi mahal harganya ketika kita diuji tidak bisa berkedip.
Karenanya, ketika seorang ulama didatangi seorang laki laki kemudian dia mengeluhkan dirinya yang katanya tidak punya apa apa, maka sang ulama berkata,
"Kalau demikian bagaimana jika matamu aku beli dengan seratus ribu dirham"
"Tidak", jawab laki laki tadi
"Bagaimana dengan tanganmu, aku beli dengan seratus ribu dirham"
"Tidak", jawab orang itu lagi
"Lalu bagaimana dengan kakimu? Aku beli dengan seratus ribu dirham"
"Tidak"
"Bagaimana kamu itu, kamu mempunyai beratus ratus ribu dirham tapi kamu katakan tidak mempunyai apa apa"
Karena itulah Hasan al Bashri salah seorang tabiin yang terkenal kezuhudannya, pernah berkata jika seseorang itu melihat nikmat Allah itu hanya sebatas makanan, pakaian dan minuman telah dangkallah ilmunya dan telah dekatlah adzabnya.
Telah dangkal ilmunya karena dia tidak mengetahui bahwa pada haikatnya semua kehidupannya adalah nikmat dari Allah. Karena ketidaksadaran yang demikian sehingga ia jarang mensyukuri nikmat selain makan, minum dan pakaian. Akibatnya kekufuran nikmat sering dia lakukan sehingga adzab Allah akan menanti.
Allah berfirman dalam surat Ibrahim ayat yang ke 7,
Artinya: (Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras."
Akankah kita menunggu bersyukur ketika nikmat itu telah dicabut? Sungguh tentu hal ini akan lebih sulit. Semoga Allah selalu memberi kemudahan bagi kita semua untuk selalu bersyukur dan selalu menambah nikmat kepada kita semua.
Lihat ditiktok:
0 Comments :
Posting Komentar