ٍعَنْ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits)
Para ulama berbeda pendapat tentang kalimat
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
Pendapat yang pertama mengatakan dua kalimat itu mempunyai satu arti. Kalimat kedua merupakan penegas dari kalimat pertama. Sementara pendapat yang kedua mengatakan bahwa setiap kalimat dalam hadits tadi mempunyai arti sendiri sendiri. Ada perbedaan yang cukup mendasar dari dua kalimat itu. Kalimat pertama merupakan sebab sedangkan kalimat kedua merupakan akibat.
Dalam kalimat pertama Rasulullah menyebutkan bahwa setiap amal perbuatan tergantung pada niatnya. Setiap amalan yang dilakukan oleh orang normal tidak sedang terpaksa pasti mempunyai niat. Suatu perbuatan merupakan perwujudan dari keinginan dan kemauan seseorang. Keinginan inilah yang disebut dengan niat. Sehinggal kalimat pertama mempunyai arti tidak ada seorang pun yang melakukan suatu amal kecuali disertai dengan niat. Meskipun niat seseorang dengan orang yang lain kadang berbeda dan beraneka ragam.
Sedangkan kalimat kedua (Seoarang akan mendapatkan balasan sesuai dengan apa yang diniatkan. Makna dari kalimat ini bermuara pada kesimpulan, jika kamu melakukan suatu amalan syar'i berniat semata mata karena Allah dan kampung akhirat maka kamu akan mendapatkannya. Tapi jika kamu meniatkan karena dunia, maka bisa jadi kamu mendapatkannya bisa jadi tidak.
Sebagaimana firman Allah dalam Al Quran surat Al Isra' (17): 18, yang artinya: "Barang siapa menghendaki kehidupan sekarang (dunia) maka Kami segerakan baginya di dunia ini apa yang Kami kehendaki bagi orang orang yang Kami kehendaki"
Jadi yang beramal hanya meniatkan untuk dunia bisa jadi dia akan mendapatkannya bisa jadi tidak mendapatkannya.
Dalam beramal ada barometer yang menyertai dari setiap amalan manusia. Barometer tersebut adalah baromater batiniah dan barometer lahiriah.
Sabda Rasulullah dalam hadits di atas menunjukkan barometer batiniah setiap amalan. Sedangkan sabda Rasulullah, yang menyebutkan, Barangsiapa beramal tetapi tidak sesuai dengan tuntunan kami, maka amal perbuatan tersebut akan ditolak, ini merupakan barometer lahiriah suatu amal.
Dalam kelanjutan hadits Rasulullah kemudian memberikan contoh dari implementasi hadits tersebut dengan sabdanya,
فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
yang artinya, Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.
0 Comments :
Posting Komentar