Bahkan Islam juga menganjurkan agar ada orang orang yang tinggal (tidak ikut berjihad) untuk mendalami agama sehingga nantinya bisa digunakan untuk nasihat menasihati. Entah itu bagi para mujahid yang baru saja tiba dari perang atau kepada siapapun dari kaum muslimin bahkan dari manusia semuanya.
Namun, tabiat manusia terkadang sulit menerima nasihat yang diberikan oleh orang lain.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kita merasa berat menerima nasehat dan saran orang lain. Bahkan kadang cenderung menolak dan membantah. Antara lain adalah:
- Merasa lebih tinggi dari si pemberi nasehat. Baik karena tinggi jabatan, usia, pangkat dan kedudukan lainnya. Sehingga ada perasaan tidak siap untuk menerima masukan dari bawahan atau orang yang dibawahnya.
- Merasa lebih hebat dan lebih tahu dari si pemberi nasehat. Baik karena merasa banyak ilmu, luas pengetahuan atau tinggi gelar akademisnya. Maka seorang profesor atau doktor misalnya, terkadang agak susah menerima saran atau nasehat dari orang yang masih strata 1. Apalagi dari mahasiswa dan orang umum. Kecuali orang-orang yang rendah hati.
- Cara menasehati yang kurang bijak dan kurang mengena. Mungkin bahasanya yang agak kasar, sangat menggurui, atau bahkan merendahkan. Maka nasehat menjadi tidak bermanfaat. Yang dinasehati tidak menerimanya. Malah menimbulkan perlawanan dan bantahan
Unsur sombong lah yang dominan menyebabkan seseorang tidak menerima nasihat yang diberikan orang lain kepadanya. Nah. sekarang terserah kita mau tetap menolak nasihat sehingga menjadi bagian orang orang yang nantinya merugi atau selalu menerima nasihat untuk masuk golongan orang orang yang mendapat keberuntungan.
0 Comments :
Posting Komentar