Inilah Alasan Harus Minta Petunjuk Pada Allah Setiap Hari Minimal 17 kali


 "Ada muslim?"

"Ya"

"Anda aktif mengerjakan sholat?"

"Tentu, bahkan bukan hanya shalat. Tetapi berbagai aktivitas ibadah yang lain juga saya kerjakan"

"Ok, lalu kenapa Anda berdoa kepada Allah agar ditunjuki ke jalan yang lurus setiap hari?

Ya. Kenapa Anda berdoa seperti itu setiap hari. Bahkan minimal tujuh belas kali dalam sehari semalam Anda berdoa, "Ihdinash shirathal mustaqiim, Ya Allah berilah aku petunjuk jalan yan benar". 

Mengapa? Padahal Anda sudah baik. Sudah melaksanakan rukun islam dan melaksanakan kebaikan kebaikan yang lain.

Hidayah atau petunjuk hal yang sangat pentinng dalam kehidupan manusia. Bahkan kebutuhan manusia terhadap petunjuk melebihi kebutuhan manusia terhadap makan dan minum. Seseorang yang tidak makan dan minum selama berhari hari atau bahkan berminggu dan berbulan bulan, maksimal yang akan ia alami adalah kematian. Setelah kematian dia akan mendapatkan kenikmatan setelah kematiannya manakala selama tidak makan dan tidak minum (karena memang dia kekurangan) ia selalu menjalani kehidupan dengan petunjuk Allah.

Sebaliknya. Meskipun berbagai kenikmatan dan kesenangan dunia didapatkan seseorang, tetapi manakala ia menjalani kehidupan ini tanpa petunjuk Allah, maka ajalnya niscaya juga akan menemuinya. Ironisnya, kematian itu bukan akhir dari segala urusannya. Justru sebaliknya, kematian adalah pintu gerbang pertama dia akan mendapatkan penderitaan yang langgeng, selamanya hingga hari kiamat tiba. Setelahnya dia pun akan mempertanggungjawabkan kehidupannya yang tanpa hidayah Allah itu. Siksaan dan adzab nerakapun akan dia dapatkan. Itulah sebabnya hidayah itu lebih penting dari pada sekedar makan dan minum.

Di samping itu, hidayah ada dua hidayah yang kita kenal, yakni hidayah irsyad dan hidayah taufik. Hidayah irsyad adalah hidayah berupa pengertian pengertian tentang kebenaran atau al haq. Hidayah irsyad ini bisa diterima dan dilakukan oleh siapapu, dalam kondisi apapun dan dalam usia berapapun. Selama seseorang mengetahui tentang kebenaran, maka dia bisa menyampaikan kebenaran yang ia ketahui.

Sedangkan hidayah taufik itu mutlak haq Allah. Tidak ada yang mampu memberi hidayah taufik kepada orang lain, kecuali Allah yang memberikan. Harus dipahami pula bahwa hidayah taufik itu mempunyai empat tingkatan, yakni dijadikannya kita yakin akan kebenaran, dijadikannya kita mencintai kebenaran. dijadikannya kita mudah mengamalkan kebenaran dan hidayah taufik tingkatan ke empat adalah istiqomah dalam kebenaran.

Seorang yang menyakini kebenaran belum tentu mampu mencintai kebenaran. Ada perbedaan antara yakin dan cinta. Kalau yakin sifatnya pasif sedangkan cinta sifatnya lebih aktif. Cinta akan menuntut seseorang untuk selalu berusaha mencari dan menemui kebenaran, hal itu tidak akan terjadi kalau seseorang hanya menyakini saja.

Selanjutnya orang yang sudah yakin dan cinta belum tentu ia mudah melaksanakan kebenaran itu. Berapa banyak orang yang suka ngaji, menghadiri taklim, banyak pengetahuan dan pemahamannya tentang kebenaran tetapi ia tidak melaksanakan kebenaran itu. Kalau kita prosentase, katakan kebenaran itu nilainya 100 % maka belum tentu 100 % itu kita laksanakan. Bisa jadi yang kita laksanakan jauh lebih kecil dari itu. Karenanya kita butuh hidayah taufik berupa dimudahkannya kita melaksanakan kebenran yang sudah kita ketahui.

Ada hal yang lebih penting lagi dari sekedar melaksanakan kebenaran itu, yakni istiqomah dalam kebenaran. Kenapa istiqomah lebih penting dari ketiganya? Kenapa istiqomah peringkatnta tertinggi? Ya, karena kebaikan seseorang itu diukur dari akhirnya. Seseorang belum bisa dikatakan baik selama dia masih mempunyai kesempatan untuk berbuat tidak baik. Selama dia masih hidup. 

Selama masih menghirup udara di dunia ini, seseorang masih mempunyai peluang berbuat tidak baik sekalipun awalnya dia seorang yang baik, bahkan banyak orang mengatakan dia alim. Bukankah pada kenyataanyan sering kita dapatkan seorang yang tadinya baik tapi meninggalkan dunia ini dalam keadaan tidak baik (naudzubillah min dzalik). Bahkan sering  juga kita dengarkan atau baca seorang yang tadinya muslim bahkan pembela Islam tetapi ia mengakhiri kehidupan ini dengan kekufuran?

Karenanya, istiqomah dalam hidayah Allah menjadi hal terpenting dalam hidup kita. Karenanya, wajar jika setiap muslim diwajikan berdoa kepada Allah untuk diberi hidayah bahkan minimal sehari semalam. 

Lalu bagaimana kondisi hati kita saat kita mengucap doa 'Ihdinash shirathal mustaqim? Sudahkan disertai dengan pemahaman seperti itu, bahwa kita benar benar membutuhkan hidayah itu. Atau hati kita justru lalai akan itu semua sehingga doa itu hanya terucap di bibir sementara hati abai dan lalai dari doa itu? Sungguh Allah tidak akan menerima doa dari hati yang lalai.

About admin

Al Inshof adalah blog yang memberikan kejernihan dalam menimbang hidup. Islam adalah agama tengah tengah. Tidak berlebih lebihan namun juga tidak menyepelekan.

0 Comments :

Posting Komentar