Oleh: Imtihan asy Syafi’i, MIF
“Ketahuilah,  sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan  senda gurauan,  perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta  berlomba dalam  kekayaan dan anak keturunan.”
Dengan ayat ke-20 dari surat  al-Hadid di atas Allah memberitahukan  kepada kita mengenai nilai dunia.  Dunia dengan segala kemegahannya  adalah suatu permainan dan senda  gurauan yang dapat melalaikan seorang  muslim dari tujuan hidupnya yang  sebenarnya: hidup bahagia abadi di  akhirat. 
Untuk itulah setiap muslim  mesti waspada jangan sampai di  dalam hatinya tumbuh kecintaan kepada  dunia. Wahb bin Munabbih berkata,  “Dunia dan akhirat itu ibarat seorang  laki-laki yang memiliki dua  istri. Jika ia membuat senang salah satunya  pasti yang satunya tidak  senang.”Sesungguhnya kecintaan kepada dunialah yang membuat neraka terisi, sebagaimana zuhud terhadap dunia yang membuat surga terisi. Mabuk akibat cinta dunia lebih berbahaya daripada mabuk akibat arak. Orang yang mabuk akibat cinta dunia tidak akan sadar kecuali setelah diletakkan di liang lahad. Yahya bin Mu’adz berkata, “Dunia ini adalah araknya setan. Barang siapa yang mabuk dikarenakannya, ia tidak akan sadar kecuali sudah menjadi bagian dari orang-orang mati yang menyesali kehidupannya.”
Dalam kitab “al-Bahru ar-Raiq fiz Zuhdi war Raqaiq” Dr. Ahmad Farid menyebutkan beberapa bahaya cinta dunia.
Pertama, setidaknya cinta dunia akan membuat  seseorang “sedikit” dilalaikan dari  mencintai Allah dan berdzikir  kepada-Nya. Padahal barang siapa yang  hatinya lalai dari dzikir kepada  Allah niscaya akan ditempati oleh  setan. Setan yang dengan cara khas  akan menipu manusia dan  memperlihatkan berbagai keburukan, dosa, dan  kejahatan sebagai kebaikan.  Setan akan menggiringnya perlahan-lahan  menuju kesesatan.
Kedua, cinta dunia akan membuat  perspektif  seseorang berseberangan dengan perspektif syariat. Menurut   syariat—sebagaimana ditegaskan dalam ayat di atas—dunia adalah sesuatu   yang hina. Bahkan dalam hadits Nabi saw. disebutkan bahwa dunia seisinya   tidak lebih berharga daripada sehelai sayap nyamuk. Sehelai, bukan dua   helai! Orang yang sedang cinta dunia pasti memandang dunia sebagai   sesuatu yang berharga. Bahkan mungkin amat berharga atau dunia adalah   segalanya. Menyelisihi syariat dalam satu perkara sudah merupakan pintu   bagi setan untuk menggelincirkan kita. Apalagi tabiat kemaksiatan dan   dosa adalah: satu dosa akan melahirkan dosa berikutnya dan begitu   seterusnya sampai seseorang benar-benar menjadi pendosa tulen atau   keluar dari Islam.
Ketiga, dunia sudah dilaknat, dimurkai, dan dibenci  oleh Allah, kecuali bagian  yang digunakan oleh seseorang untuk  mendekatkan diri kepada-Nya. Barang  siapa yang mencintai sesuatu yang  sudah dilaknat, dimurkai, dan dibenci,  sama saja mempersembahkan  dirinya untuk dilaknat, dimurkai, dan  dibenci. Rasulullah saw bersabda,
أَلاَ إِنَّ الدُّنْيَا  مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلاَّ ذِكْرُ اللَّهِ وَمَا وَالاَهُ  وَعَالِمٌ أَوْ مُتَعَلِّمٌ
“Ketahuilah, dunia ini terlaknat dan terlaknat pula apa yang ada di dalamnya, kecuali dzikrullah dan amalan-amalan yang dekat dengannya, orang yang berilmu, dan orang yang mencari ilmu.” (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
“Ketahuilah, dunia ini terlaknat dan terlaknat pula apa yang ada di dalamnya, kecuali dzikrullah dan amalan-amalan yang dekat dengannya, orang yang berilmu, dan orang yang mencari ilmu.” (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Keempat, ketika seseorang mencintai  dunia dia akan  menjadikan dunia sebagai target yang diburunya dan  menjadikan berbagai  amal-aktivitasnya untuk meraihnya. Amal-aktivitas  yang—sebagian  besarnya—dijadikan oleh Allah sebagai sarana untuk meraih  akhirat.  Dalam keadaan ini seseorang yang mencintai dunia melakukan dua   kesalahan. Pertama, ia menjadikan wasilah sebagai tujuan. Dunia yang   mestinya mesjadi wasilah untuk meraih kebahagiaan hidup di akhirat,   dirubahnya menjadi tujuan hidupnya. Kedua, ia berusaha meraih dunia   dengan berbagai amalan akhirat. Pada tahap terparah, ia akan menjadi   seperti yang difirmankan oleh Allah,
“Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (Hud: 15-16)
“Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (Hud: 15-16)
Kelima,  mencintai dunia akan membuat seseorang  terhalang dari melakukan sesuatu  yang bermanfaat di akhirat. Kadar  kecintaan seseorang terhadap dunia  beragam. Ada yang cintanya kepada  dunia menyebabkannya sibuk dari iman  kepada Allah dan menunaikan  syariat-Nya. Ada yang cintanya kepada dunia  menyibukkannya dari  mengerjakan banyak kewajban. Ada yang cintanya  kepada dunia  menyibukkannya dari mengerjakan kewajiban pada waktunya.  Ada yang  menyibukkannya dari amal hati sehingga ia mengerjakan kewajiban  secara  lahir, namun batinnya bergentayangan entah ke mana.
Keenam, orang yang mencintai dunia  adalah orang yang sejatinya  mendapatkan siksa terberat. Dia disiksa di  tiga tempat. Di dunia ia  disiksa dengan kesulitannya meraihnya. Di alam  barzakh ia akan  kehilangan semua dunianya dan dihalangi darinya. Sebab  dunianya harus  ditinggalkannya untuk ahli warisnya, tidak mungkin ia  membawanya. Di  alam akhirat ia akan dimintai pertanggungjawaban atas  semua harta yang  dihasilkannya dan dalam hal apa ana saja ia  memanfaatkannya.
Ketujuh,  orang yang mendahulukan dunia daripada akhirat adalah orang  yang paling  bodoh dan tolol sedunia. Bagaimana bisa seorang pandai  merelakan  sesuatu yang real demi mendapatkan mimpi/khayalan. Kenikmatan  dunia  adalah indahnya mimpi dan kenikmatan akhirat adalah kenikmatan  yang  sejati.
Wallahu a’lam.
Wallahu a’lam.


subhanallah artikel ini sangat membantu untuk saya tidak mencitai dunia bahkan kembali hidup dngan penuh kcintaan kpd allah amin ya rabbal alamin.......
BalasHapusSangat membantu
BalasHapus