Umat Islam di Palestina Menjerit

Adalah seorang budak muslimah dari Bani Hasyim sedang berbelanja di pasar. Tiba tiba ada orang yang melecehkan muslimah ini. Jilbabnya dikaitkan dengan paku sehingga ketika dia berdiri tertariklah jilbabnya hingga terlihatlah sebagian auratnya.

Wanita itu lalu berteriak memanggil nama Khalifah Al-Mu'tashim Billah dengan lafadz yang legendaris: "waa Mu'tashimaah!" yang juga berarti "di mana kau Mutashim...tolonglah aku!"

Setelah mendapat laporan mengenai pelecehan ini, maka sang Khalifah pun menurunkan puluhan ribu pasukan untuk menyerbu kota Ammuriah (Turki).

Seseorang meriwayatkan bahwa panjangnya barisan tentara ini tidak putus dari gerbang istana khalifah di kota Baghdad hingga kota Ammuriah (Turki), karena besarnya pasukan.

Catatan sejarah menyatakan bahwa ribuan tentara Muslim bergerak di bulan April, 833 Masehi dari Baghdad menuju Ammuriah. Kota Ammuriah dikepung oleh tentara Muslim selama kurang lebih lima bulan hingga akhirnya takluk di tangan Khalifah al-Mu'tasim pada tanggal 13 Agustus 833 Masehi.

Sebanyak 30.000 prajurit Romawi terbunuh dan 30.000 lainnya ditawan. Pembelaan kepada muslimah ini sekaligus dimaksudkan oleh khalifah sebagai pembebasan Ammuriah dari jajahan Romawi.

Setelah menduduki kota tersebut, khalifah memanggil sang pelapor untuk ditunjukkan dimana rumah wanita tersebut, saat berjumpa dengannya ia mengucapkan "Wahai saudariku, apakah aku telah memenuhi seruanmu atasku ?". Dan sang budak wanita inipun dibebaskan oleh khalifah serta orang romawi yang melecehkannya dijadikan budak bagi wanita tersebut.

Hari ini bukan hanya seorang muslimah tapi ribuan muslimah dan anak anak di Palestina berteriak memanggil minta pertolongan. Dimanakah kaum muslimin?  Tolonglah kami. Kehormatan kami dilecehkan. Anak dan suami kami dibunuh. Rumah rumah kami dihancurkan. Wahai kaum muslimin tolong kami. Dimana kegagahan kalian.

Tapi seolah suara itu  hanya ditiup angin hilang bersama hembusannya. Sedikit sekali yang mendengar. Kalau toh mereka mendengar segeralah setan membuat tipu daya hingga mereka pun tidak lagi peduli dengan jeritan itu. 

Kehidupan dunia telah memperdayakannya. Seolah olah mereka akan hidup selamanya dan tidak akan meninggalkan dunia. Kekhawatiran akan masa depannya begitu menghantuinya hingga mereka lebih asih dengan dunia mereka sendiri. Mereka lupa bahwa ada saudaranya yang meregang nyawa setiap harinya. Ada anak anak yang tidak lagi tahu dimana orang tuanya. Sementara uluran bantuan yang mereka harapkan dari saudaranya tidak juga kunjung tiba.

Semoga Allah menyisihkan rasa kepedulian kita pada saudara kita di Palestina hingga kita tetap dianggap oleh Rasulullah SAW sebagai umat dan golongannya.

About Al Inshof

Al Inshof adalah blog yang memberikan kejernihan dalam menimbang hidup. Islam adalah agama tengah tengah. Tidak berlebih lebihan namun juga tidak menyepelekan.

0 Comments :

Posting Komentar