Diajarkan kepadanya:
• Bahwa Allah Esa, tiada sekutu bagi-Nya.
Bahwa Dialah Pencipta segala sesuatu.
Allah-lah Pencipta langit, bumi, manusia, hewan, pohonpohonan, sungai dan lain-lainnya. Pendidik dapat memanfaatkan situasi tertentu untuk bertanya kepada anak, misalnya ketika bejalan-jalan di taman atau padang, tentang siapakah Pencipta air, sungai,bumi,pepohonan dan lain-lainnya, untuk menggugah perhatiannya kepada keagungan Allah.
• Cinta kepada Allah, dengan ditunjukkan kepadanya nikmat-nikmat yang dikaruniakan Allah untuknya dan untuk keluarganya.
Misalnya, anak ditanya: Siapakah yang memberimu pendengaran, penglihatan dan akal? Siapakah yang memberimu kekuatan dan kemampuan untuk bergerak? Siapakah yang memberi rizki dan makanan untukmu dan keluargamu? Demikianlah, ditunjukkan kepadanya nikmat-nikmat yang nyata dan dianjurkan agar cinta dan syukur kepada Allah atas nikmat yang banyak ini.
Metode ini disebutkan dalam Al Qur’an, dalam banyak ayat Allah menggugah minat para hamba-Nya
agar memperhatikan segala nikmat yang dikaruniakan-Nya, seperti firman-Nya,
“Tidakkah kamu perhatian sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk kepentinganmu apa yang di
langit dan apa yang di bumi dan menyempumakan untukmu nikmatnya lahir dan batin,” (QS. Luqman : 20).
“Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rizki kepadamu dari langit dan bumi,” (QS. Fathir :3).
Dan dengan rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam
itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepadan-Nya,” (QS. Al Qashash : 73).[]
Sumber: Islampos.com
0 Comments :
Posting Komentar