Bencana tak pernah berhenti. Itulah derita yang dialami bangsa Indonesia. Entah mengapa demikian. Seperti kabar di baru saja terjadi (9 Maret 2022) sekitar pukul 23.18 WIB, merapi mengalami peningkatan aktivitas vulkaniknya. Sebagaimana diinformasikan oleh Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
Hingga Kamis (10/3/2022) setidaknya sudah terjadi 17 kali awan panas guguran dari Gunung Merapi. Berdasarkan catatan BPPTKG, awan panas guguran Gunung Merapi (APG) 9 Maret 2022 terjadi pada pukul 23.18, 23.29, 23.38, 23.44, 23.53, dan 10 Maret 2022 terjadi pada pukul 00.22 WIB, 00.54, 01.00, 01.22, 01.35, 01.59, 02.07, 02.43, 02.58, 03.00, 04.43, dan 07.33 WIB WIB. APG tercatat di seismogram dengan amplitudo maksimal 75 mm dan durasi maksimal 570 detik. Jarak luncur kurang lebih 5 kilometer ke arah Tenggara dan arah angin ke barat laut pada Rabu malam. Kemudian pada Kamis hingga pagi ini APG tercatat di seismogram dengan durasi maksimal 191 detik. Jarak luncur maksimal 2 km ke arah Tenggara (Kali Gendol).
Bagi seorang muslim, apapun kejadiannya baik peristiwa besar maupun kecil hendaknya selalu dikaitkan dengan logika langit.
Dikutip dari buku Ad-Daa wad Dawaa karya Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Ibnu Abid Dun-ya menyebutkan sebuah hadits mursal, diriwayatkan secara bersambung oleh al-Hakim dari jalur Baqiyyah, dari Yazid al-Juhani, dari Anas.
Bahwasanya pernah terjadi gempa bumi pada zaman Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Beliau pun meletakkan tangannya di atas bumi, seraya bersabda: "Tenanglah, karena waktumu belum tiba". Kemudian, Nabi berpaling kepada para Sahabatnya dan bersabda: "Sesungguhnya Rabb kalian benar-benar sedang menegur kalian, maka perhatikanlah teguran-Nya".
Setelah itu, terjadi lagi gempa bumi di masa Umar bin al-Khaththab, lalu beliau berkata, 'Wahai sekalian manusia, tidaklah gempa ini terjadi melainkan karena perbuatan kalian. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, jika peristiwa ini kembali terulang, niscaya aku tidak ingin tinggal bersama kalian lagi di tempat ini, untuk selama-lamanya".
Disebutkan dalam Manaqib Umar, karya Ibnu Abid Dun-ya, bahwasanya pernah terjadi gempa bumi di zaman Umar. Beliau segera mengentakkan tangannya ke tanah, seraya berseru, "Apa yang terjadi denganmu? Apa yang terjadi denganmu? Ingatlah, jika terjadi kiamat, pasti bumi akan menceritakan beritanya. Sebab, aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
إذا كان يوم القيامة فليس فيها ذراعولا شبر إلا وهو ينطق
'Jika terjadi hari kiamat, maka tidak ada sehasta dan sejengkal tanah pun melainkan ia (bumi) akan memberitakannya'.
Demikianlah, dalam pandangan seorang muslim, selalu saja ada kaitan antara gempa dan perbuatan maksiat yang dilakukan manusia hingga Allah memerintahkan maklukNya untuk memberi peringatan kepada manusia.
0 Comments :
Posting Komentar