Jihad merupakan Dzurwatussanam-nya Islam. Tidak ada ibadah yang menandingi nilainya dari jihad kecuali pada waktu-waktu tertentu sebagaimana yang telah di tentukan oleh Allah dan Rasul-Nya. Salah satu waktu tersebut adalah hari Idul Adhha, tatkala umat Islam menyembelih hewan korban. Tetapi nilai orang yang menyembelih hewan korban di medan jihad tentu lebih tinggi nilai pahalanya di sisi Allah jika dibandingkan menyembelih hewan korban di tempat yang aman. Meski demikian syahid, mati tatkala sedang berperang di jalan Allah tidak ada yang menandingi keutamaannya.
Tidak ada perselisihan di antara para ulama bahwa jihad hari ini hukumnya fardhu ain disebabkan adanya atau bahkan banyak dari tanah-tanah islam yang dikuasai oleh orang kafir sementara belum ada yang mampu mengembalikannya ke pangkuan umat islam. Kewajiban itu tidak akan gugur dari pundak seseorang sebelum ada yang mampu membebaskan tanah-tanah tersebut. Dan menjadi suatu yang menggembirakan bahwa hari ini banyak di antara umat islam yang sudah menyadari akan hal ini. Mereka mempunyai keinginan yang kuat untuk pergi ke medan jihad. Tetapi keadaan yang menyebabkan mereka tidak bisa secara langsung terjun ke medan ma'rakah. Lalu apa yang bisa kita lakukan tatkala kita belum mampu ke medan jihad karena suatu udzur syar'i yang menghalangi. Bagaimana kita mengerjakan kewajiban tersebut.
Terkait dengan persoalan itu Syaikh 'Izzudin Ar Rashafi , mujahid Irak rahimahullah, memberikan nasihat kepada kita.
Beliau mengatakan bahwa jihad menghadapi musuh yang berbeda dengan kebanyakan musuh yang ada. Mereka adalah musuh yang kompleks, susunan mereka bercampur secara sempurna dari seluruh bentuk keburukan dan benih kejelekan serta sifat licik dan penuh tipu daya. Musuh hari ini adalah setan dengan seluruh balatentaranya. Karenanya, bagi siapa saja yang ingin ikut berjihad, dia harus tahu siapa yang diperanginya serta front-front pertempuran yang akan diarungi.
Karenanya, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan siapa musuh-musuh umat islam sebenarnya. Secara ringkas musuh-musuh umat islam adalah;
Hal tersebut memberikan arahan kepada siapa saja yang belum bisa hadir ke medan jihad sebagai gardan pertama, untuk menjadi gardan kedua dari serangkain jihad yang sedang terjadi. Hal yang harus dan bisa dilakukan adalahTidak ada perselisihan di antara para ulama bahwa jihad hari ini hukumnya fardhu ain disebabkan adanya atau bahkan banyak dari tanah-tanah islam yang dikuasai oleh orang kafir sementara belum ada yang mampu mengembalikannya ke pangkuan umat islam. Kewajiban itu tidak akan gugur dari pundak seseorang sebelum ada yang mampu membebaskan tanah-tanah tersebut. Dan menjadi suatu yang menggembirakan bahwa hari ini banyak di antara umat islam yang sudah menyadari akan hal ini. Mereka mempunyai keinginan yang kuat untuk pergi ke medan jihad. Tetapi keadaan yang menyebabkan mereka tidak bisa secara langsung terjun ke medan ma'rakah. Lalu apa yang bisa kita lakukan tatkala kita belum mampu ke medan jihad karena suatu udzur syar'i yang menghalangi. Bagaimana kita mengerjakan kewajiban tersebut.
Terkait dengan persoalan itu Syaikh 'Izzudin Ar Rashafi , mujahid Irak rahimahullah, memberikan nasihat kepada kita.
Beliau mengatakan bahwa jihad menghadapi musuh yang berbeda dengan kebanyakan musuh yang ada. Mereka adalah musuh yang kompleks, susunan mereka bercampur secara sempurna dari seluruh bentuk keburukan dan benih kejelekan serta sifat licik dan penuh tipu daya. Musuh hari ini adalah setan dengan seluruh balatentaranya. Karenanya, bagi siapa saja yang ingin ikut berjihad, dia harus tahu siapa yang diperanginya serta front-front pertempuran yang akan diarungi.
Karenanya, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan siapa musuh-musuh umat islam sebenarnya. Secara ringkas musuh-musuh umat islam adalah;
- Setan dan nafsu ammarah bissuu' (nafsu yang menyuruh melakukan keburukan)
- Yahudi yang terwujud dalam negara mereka yang disebut Israil dan seluruh pembantunya
- Orang-orang salib yang dipimpin oleh Amerika dan sekutu-sekutunya
- Orang-orang Syi'ah Rafidhah penyembah api dan anjing-anjingnya
- Orang-orang yang murtad, para penjilat musuh dan pembantu mereka yang berasal dari bangsa kita.
- Persiapan keimanan (al I'dad al Iman) bagi orang yang belum bisa hadir di medan jihad
- Persiapan materi (Al I'dad al Madady) bagi orang yang belum bisa hadir di medan jihad, baik dari segi kemiliteran, fisik, medis, elektronik dan sebagainya
- Berdakwah, bagi yang belum bisa hadir di medan jihad, kepada tauhid dan jihad di tengah-tengah masyarakat yang mengelilinginya
- Ikut serta, bagi orang-orang yang belum bisa hadir di medan jihad, dalam dukungan terhadap program awal dari jihad perang
Beberapa hal tersebut di atas akan dibahas lebih detil pada postingan-postingan selanjutnya, insya Allah.
0 Comments :
Posting Komentar