5 Makna Kemenangan bagi Seorang Mujahid


Kemenangan tidak selalunya harus diartikan menang dalam medan pertempuran. Kemenangan jenis itu hanyalah salah satu dari kemenangan-kemenangan yang dianugerahkan Allah kepada hamba-hambanya yang senantiasa berjuang dengan penuh keikhlasan.

Ya, hanya orang orang yang berjuang saja yang akan mendapat kemenangan. Dan kemenangan itu akan menjadi sempurna manakala setiap langkah perjuangan disertai dengan keikhlasan mengharap ridlo Allah. Karena hanya dengan penyertaan ikhlas dalam setiap amal perbuatan itulah sekecil apapun amal itu pasti akan beramal.

Dan inilah beberapa kemenangan yang Allah janjikan kepada orang yang senantiasa ikhlas dalam beramal.

1. Kemenangan karena telah mampu menaklukan hawa nafsu

Nafsu yang selalu mengajak kepada kesenangan dunia. Nafsu yang selalu mengajak untuk memilih tetap tinggal di rumah bersama harta anak dan istri. Betapapun bagi seorang manusia dirinya akan selalu diuji dengan delapan hal yang menyebabkan dia akan berada dalam jurang kehancuran. Ke delapan hal itu terangkum dalam QS. At Taubah ayat 24, yang artinya kurang lebih:

Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.”

Itulah beberapa hal yang menjadi penghalang manusia untuk berangkat berjihad di jalan Allah. Pada bagian akhir ayat Allah mengancam jika manusia lebih memilih penghalang-penghalang itu dari Allah, Rasul dan jihad pasti Allah akan mendatangkan keputusannya. Di samping orang tadi digolongkan ke dalam golongan orang orang yang fasik, ia juga mendapat ancaman yang luar biasa dasyatnya.

2. Kemenangan dari godaan setan yang selalu menghembuskan keragu raguan pada orang yang akan melangkahkan kakinya di jalan Allah.

Diriwayatkan dari Sabrah bin Abi Fâkih z berkata, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Sesungguhnya syaitan duduk untuk menghalang-halangi seorang anak Adam dari berbagai jalan. Syaitan duduk menghalangi jalan untuk masuk Islam. Syaitan berkata, ‘(Apakah) kamu masuk ke dalam Islam dan kamu tinggalkan agamamu, agama bapak-bapakmu dan agama nenek moyangmu?’ Anak Adam tersebut tidak mentaatinya, kemudian dia masuk Islam. Kemudian syaitan pun menghalangi jalan untuk berhijrah dan dia berkata, ‘(Apakah) kamu akan berhijrah dan kamu meninggalkan bumi dan langitmu[6]? Sesungguhnya perumpamaan orang yang berhijrah adalah seperti kuda yang diikat dengan tali[7].’ Kemudian anak Adam tesebut tidak mentaatinya dan terus berhijrah. Kemudian syaitan duduk untuk menghalangi jalan untuk berjihad. Syaitan berkata, ‘(Apakah) kamu akan berjihad? Jihad itu adalah perjuangan dengan jiwa dan harta. Engkau berperang, dan nanti kami terbunuh, istrimu akan dinikahi (oleh orang lain) dan hartamu akan dibagi-bagi.’ Kemudian anak tersebut tidak mentaatinya, kemudian terus berjihad.” Kemudian Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Barang siapa yang melakukan hal tersebut, maka Allâh berkewajiban untuk memasukkannya ke dalam surga…”

Sejak setan memproklamirkan bahwa ia akan menyesatkan manusia dari jalan Allah, sejak itulah ia berusaha sekuat tenaga untuk menyimpangkan manusia dari jalan Allah. Tidak ada jalan lurus kecuali setan telah berada di kanan kiri jalan itu untuk menyimpangkan manusia dari jalan tersebut hingga manusia mengikuti arahannya.

Karenanya, merupakan satu kemenangan bagi manusia yang tetap teguh berada dalam jalan lurus, jalan yang para nabi, syuhada dan shalihin. Jalannya orang-orang yang tetap berjalan menuju perjuangan untuk menegakkan islam hingga tidak ada lagi din di dunia ini kecuali dinul Islam yang diridloi oleh Allah.

3. Kemenangan karena mendapat bimbingan dari Allah

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (Al-Ankabut : 69)

Demikian Allah berjanji kepada hamba-hambaNya yang teguh di jalan jihad. Teguh di jalan Allah. Allah akan menganugerahi sebuah petunjuk dan memasukkan orang yang berjihad di jalan Allah sebagai orang yang berbuat baik.

Apalagi yang diperlukan manusia selain bimbingan dari Allah yang akan mengantarkan kepada kemenangan hidup dan kebahagiaanya baik ketika masih berada di dunia maupun besok ketika telah menghadap Allah SWT.

4. Kemenangan dari orang orang munafik

Hanya orang orang munafik lah yang enggan untuk berangkat berjihad. Bahkan orang munafik ini kalaupun dia ikut berangkat ke medan jihad tidaklah dia akan menambah pada barisan orang orang beriman kecuali kekacauan barisan jihad saja. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang kemudian justru menghembuskan kata kata yang menyebabkan kekuatan umat islam tercerai berai.

Karenanya, seorang yang tetap teguh di jalan jihad adalah orang orang yang telah menang dari hembusan hembusan orang munafik yang berusaha nggembosi. Membuat keragu raguan pada orang yang mau melangkah di jalah jihad.

5. Ketegaran di jalan jihad

Ketika seorang mujahid mampu bertahan dan tegar di jalan jihad, maka itu adalah suatu capaian kemenangan. Medan jihad dipenuhi berbagai macam godaan dan cobaan. Hanya orang-orang yang dirahmati Allah SWT saja yang mampu terus bertahan.

Zaman ini sangatlah berbeda dengan zaman Rasulullah SAW. Dulu, ketika seorang mujahid kembali dari medan perang, maka ia akan dielu-elukan sebagai pahlawan Islam, kisahnya di medan perang akan dijadikan teladan, dan keluarga menanti di rumah dengan kebahagiaan.

Zaman ini semua bertolak belakang. Para mujahid yang berjuang dikatakan sebagai teroris oleh kebanyakan orang dan media sekuler. Hingga, tidak sedikit kaum Muslimin yang terhasut berita bualan itu. Jadi, ketika mujahid kembali dari medan juang, maka dia akan dijauhi, dicemooh sebagai teroris dan mungkin akan ditangkap dan disiksa.

Begitu beratnya menjadi mujahid. Jadi, ketika seorang pejuang mampu bertahan di medan juang dan tegar dengan segala rintangannya, maka itu adalah salah satu bentuk kemenangan. Keadaan di zaman ini menjadi ujian tersendiri bagi para mujahid masa kini. Jika ia benar-benar mempunyai niat yang ikhlas dan lurus, niscaya seberat apapun cobaannya, atas izin Allah SWT pasti akan mampu dilewati.

About Al Inshof

Al Inshof adalah blog yang memberikan kejernihan dalam menimbang hidup. Islam adalah agama tengah tengah. Tidak berlebih lebihan namun juga tidak menyepelekan.

0 Comments :

Posting Komentar