Jujur, Salah Satu Jalan Orang-Orang yang Diberi Nikmat oleh Allah

Kejujuran merupakan landasan kebaikan dalam kehidupan. Tidak ada yang tidak baik jika semuanya bersifat jujur. Baik jujur dalam lisan, hati maupun amal perbuatan. Seorang yang berlaku jujur ia selalu akan mendapatkan kebaikan. Ya, karena jujur merupakan sikap yang utama dalam kehidupan. 

Dalam hadits dari sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu juga dijelaskan keutamaan sikap jujur dan bahaya sikap dusta.  Ibnu Mas’ud menuturkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِى إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِى إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِى إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا

“Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.”

Begitu pula dalam hadits dari Al Hasan bin ‘Ali, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لاَ يَرِيبُكَ فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ وَإِنَّ الْكَذِبَ رِيبَةٌ

“Tinggalkanlah yang meragukanmu pada apa yang tidak meragukanmu. Sesungguhnya kejujuran lebih menenangkan jiwa, sedangkan dusta (menipu) akan menggelisahkan jiwa.”

Saking pentingnya jujur ini, Allah memerintahkan kepada manusia untuk senantiasa bersama orang - orang yang jujur. 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ

"Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allâh, dan hendaklah kalian bersama orang-orang yang jujur (benar)! [At-Taubah/9:119]

Syaikh Abu Bakr Jabir Al-Jazâ’iri rahimahullah menafsirkan firman Allâh Azza wa Jalla (yang artinya), “Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kalian kepada Allâh, dan hendaklah kalian bersama orang-orang yang jujur!” Beliau t mengatakan, “Bertakwalah kalian dengan mengikuti perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Dan jadilah kalian orang-orang yang jujur dalam niat, perkataan dan perbuatan. Dengan demikian, kalian akan bersama orang-orang yang jujur di akhirat, bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Abu Bakr Radhiyallahu anhu dan ‘Umar Radhiyallahu anhu dan bersama seluruh para nabi, orang-orang yang shiddiiq, orang-orang yang syahid dan orang-orang yang shalih.”

Syaikh as-Sa’di rahimahullah menafsirkan firman Allâh Azza wa Jalla  (yang artinya), “Hendaklah kalian bersama orang-orang yang jujur.” Beliau t mengatakan, “Kejujuran dalam seluruh perkataan, perbuatan dan keadaan. Mereka adalah orang-orang yang perkataan, perbuatan dan keadaan mereka selalu jujur. Kejujuran yang terhindar dari sifat malas dan lesu, selamat dari maksud-maksud yang jelek, mengandung keikhlasan dan niat yang baik. Sesungguhnya kejujuran mengantarkan kepada kebajikan atau ketakwaan, dan kebajikan akan mengantarkan kepada surga.”

Intinya, orang yang jujur adalah orang yang lahiriahnya sama dengan yang ada di dalam hatinya. Perbuatannya selalu mencerminkan hatinya. Berbeda dengan orang munafik, dimana lahiriahnya menyelisihi apa yang ada dalam hatinya. Sebagaimana sabda Rasulullah ketika mensifati orang-orang munafik.

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ.

"Tanda orang munafik itu ada tiga, yaitu: jika dia berbicara dia dusta, jika dia berjanji maka dia mengingkarinya dan jika dia dipercaya maka dia berkhianat."

Orang - orang yang memiliki sifat ini disebut ash-shidiq atau ash-shiddiqiin. Kejujuran inilah yang dapat mengantarkan seseorang kepada kedudukan yang mulia bersama para Nabi, para Shahabat yang mulia, para syahid dan orang-orang shalih.

Keutamaan Orang - Orang yang Jujur

Meski sudah gamblang dari penjelasan di atas, berikut ini kami sajikan keutamaan-keutamaan orang yang jujur. Orang yang memiliki sifat jujur akan mendapatkan banyak keutamaan, di antaranya adalah sebagai berikut:

Dia Akan Mendapatkan Ketenangan Hati

Orang yang selalu jujur akan mendapatkan ketenangan dalam hatinya. Dia akan merasa nyaman dengan kejujuran yang telah dia lakukan. Berbeda halnya dengan orang yang suka berdusta. Hidup mereka tidak akan tenang dan penuh dengan kebimbangan.

Orang yang sudah terbiasa berbohong, maka untuk membenarkan kebohongannya dia akan selalu berbohong, sehingga hidupnya dipenuhi dengan kebohongan. Orang yang seperti ini tidak akan bahagia di dunia dan di akhirat. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لاَ يَرِيبُكَ، فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ ، وَإِنَّ الكَذِبَ رِيبَةٌ

"Tinggalkanlah apa-apa yang meragukanmu dengan mengerjakan apa-apa yang tidak meragukanmu. Sesungguhnya kejujuran adalah ketenangan dan sesungguhnya kedustaan (akan mengantarkan kepada) keragu-raguan atau kebingungan." (HR. At-Tirmidzi, no. 2518. Syaikh Al-Albani menghukuminya shahih dalam Shahîh Sunan at-Tirmidzi)

Dia Akan Mendapatkan Keberkahan Dalam Jual Belinya
Seorang yang jujur dalam kehidupannya setia hari dengan orang lain, maka ia akan mendapatkan keberkahan dalam hidupnya. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan:


الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِى بَيْعِهِمَا وَإِنْ كَذَبَا وَكَتَمَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا

"Penjual dan pembeli memiliki hak khiyâr (pilih) selama mereka belum berpisah. Apabila keduanya jujur dan saling menjelaskan, maka mereka akan diberkahi di dalam jual beli mereka. Apabila mereka berdusta dan saling menyembunyikan (cacat) maka akan dilenyapkan keberkahan jual beli mereka" (HR. Muslim no. 102.)

Hadits ini menunjukkan bahwa keberkahan di dalam jual beli bisa didapatkan dengan kejujuran.

Dia Akan Mendapatkan Kesyahidan Jika Dia Memintanya Dengan Jujur

Menjadi orang yang mati syahid adalah cita-cita setiap Mukmin yang sempurna keimanannya. Keutamaan orang yang mati dalam keadaan syahid sangat banyak dan sangat besar. Dalil-dalil yang membahas tentang keutamaan mati dalam keadaan syahid disebutkan dalam al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam .

Pada saat sekarang ini, sangat susah untuk bisa menjadi orang yang mati dalam keadaan syahid di medan pertempuran, karena syarat untuk berhijad itu sangat banyak dan tidak sembarangan. Akan tetapi, Allâh Azza wa Jalla tetap memberikan keutamaan jihad untuk orang-orang yang menginginkan mati dalam keadaan syahid, jika orang tersebut memiliki niat yang ikhlas dan jujur dari hatinya. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


مَنْ سَأَلَ اللَّهَ الشَّهَادَةَ بِصِدْقٍ بَلَّغَهُ اللَّهُ مَنَازِلَ الشُّهَدَاءِ وَإِنْ مَاتَ عَلَى فِرَاشِهِ

"Barangsiapa meminta kepada Allâh dengan jujur agar diwafatkan dalam keadaan syahid, maka Allâh akan menjadikannya berkedudukan seperti orang-orang yang mati syahid walaupun dia mati di atas kasurnya "(HR Muslim, no. 1909/4930.)

Itulah kejujuran, sebuah kedudukan yang menyebabkan seseorang menjadi mulia baik di dunia maupun di akhirta. Kejujuran ini pula yang sering kita minta kepada Allah setiap harinya, saat kita membaca surat Al Fatihah. Karena kejujuran termasuk jalan orang - orang yang telah diberi nikmat oleh Allah. Semoga kita selalu melangkah di jalan orang - orang yang jujur.

About Al Inshof

Al Inshof adalah blog yang memberikan kejernihan dalam menimbang hidup. Islam adalah agama tengah tengah. Tidak berlebih lebihan namun juga tidak menyepelekan.

0 Comments :

Posting Komentar