VOA-ISLAM.COM --  Bukan tidak mungkin, program  deradikalisasi yang selama ini dilakukan oleh Badan Nasional  Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan para mitranya mendapat arahan dari  sebuah badan intelijen Amerika Serikat Federal Bureau of Investigation (FBI). Mau tahu, isi materi yang dicekoki FBI kepada agen-agennya? Berikut arahan FBI yang penuh kebencian terhadap Islam.
Dalam training-trainingnya, FBI melatih para agennya, bahwa Muslim  arus utama adalah simpatisan teroris. Para agen itu juga dilatih bahwa  Muslim yang semakin saleh akan semakin berpotensi melakukan kekerasan.  Tak cuma itu, agen FBI dicekoki materi yang menyatakan, Nabi Muhammad  adalah pemimpin sekte, yang pola pikirnya menjadi sumber terorisme.
Sebuah bagan pelatihan FBI, yang dikutip majalah “Danger Room”  yang berbasis di Washington, Kamis (15/9), menunjukkan, semakin taat  seorang Muslim, semakin besar kemungkinan dia akan melakukan  kekerasan."Setiap perang melawan non-Muslim dibenarkan di bawah hukum  Islam,” demikian bunyi presentasi instruksional buatan FBI.
Sambil menghubungkan ketakwaan dengan kekerasan, presentasi lainnya, berjudul “Militancy Consideration”,  mengatakan bahwa seiring waktu, pengikut Taurat dan Alkitab akan  berubah dari “kekerasan” menuju “non-kekerasan”. Tapi, tidak berlaku  bagi pengikut Al-Quran, yang menurut FBI justru tak mengalami proses  moderasi.
Dokumen itu juga menunjukkan kepada agen kontraterorisme FBI, yang  dilatih di Quantico, Virginia, AS, bahwa Islam adalah indikator  aktivitas teroris.“Tidak mungkin ancaman radikal seperti itu hanya  sebuah pernyataan normal dari ideologi yang ortodoks,” bunyi salah satu  presentasi FBI. “Tema strategis yang menjiwai nilai Islam bukanlah  pinggiran, tapi arus utama.”
Presentasi FBI juga menggambarkan bahwa praktik Muslim memberi  sedekah sebagai tidak lebih dari “mekanisme pendanaan perang”. Selain  berperang secara langsung, menurut FBI, Islam juga berperang dengan  teknik lain, termasuk “imigrasi” dan “tuntutan hukum”.
Jadi, menurut FBI, jika seorang Muslim ingin menjadi Warga AS atau  menggugat FBI atas kasus pelecehan, itu semua hanyalah bagian dari  jihad. Ini bukan pertama kalinya FBI menggunakan materi anti-Muslim  untuk melatih para agen kontraterorisme mereka. Pada Juli, FBI  menggunakan bahan pelatihan yang mengklaim Islam akan “mengubah budaya  suatu negara menjadi budaya Arab Abad ke-7 Masehi”.
Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), kelompok advokasi Amerika untuk  kelompok Muslim, mendesak Kementerian Keamanan Dalam Negeri AS untuk  menyelidiki penggunaan pelatih dan materi pelatihan, yang memberi  informasi bermusuhan, stereotip, dan tidak akurat tentang Muslim dan  Islam kepada aparat keamanan negara.
Daftar Buku Anti-Islam FBI
Islamphobi begitu terasa dalam upaya AS melancarkankan program “war  on terror” nya. Perpustakaan FBI di Quantico, Virginia, saat ini  dipenuhi tumpukan buku dari penulis yang mengklaim bahwa “Islam dan  demokrasi sama sekali tidak bisa hidup berdampingan”.
Biro Penyelidik Federal Amerika Serikat (AS) FBI akhirnya berjanji  akan melakukan sebuah “kajian komprehensif terhadap semua bahan  pelatihan dan referensi”., demikian dilaporkan rubrik “Danger Room” pada Majalah “Wired” yang berbasis di San Francisco, Jumat (23/9).
Menurut “Wired”, mengurai benang Islamofobia dalam pelatihan kontraterorisme FBI tidak akan mudah. Selain pelatih dan seminar provokatif yang menargetkan Islam dan menyebut Nabi Muhammad sebagai inspirasi kekerasan, pelatihan itu lebih menunjukkan betapa lebarnya jurang anti-Islam di tubuh aparat keamanan federal tertinggi di AS tersebut.
Kantor FBI di Washington mengundang seorang pembicara, yang menyatakan bahwa hukum Islam telah membuat seorang muslim AS tak akan benar-benar loyal kepada negaranya. Pekan lalu, materi orientasi online untuk Gugus Tugas Gabungan Anti Terorisme FBI mengklaim Islam berusaha “mendominasi dunia”.
Menurut “Wired”, mengurai benang Islamofobia dalam pelatihan kontraterorisme FBI tidak akan mudah. Selain pelatih dan seminar provokatif yang menargetkan Islam dan menyebut Nabi Muhammad sebagai inspirasi kekerasan, pelatihan itu lebih menunjukkan betapa lebarnya jurang anti-Islam di tubuh aparat keamanan federal tertinggi di AS tersebut.
Kantor FBI di Washington mengundang seorang pembicara, yang menyatakan bahwa hukum Islam telah membuat seorang muslim AS tak akan benar-benar loyal kepada negaranya. Pekan lalu, materi orientasi online untuk Gugus Tugas Gabungan Anti Terorisme FBI mengklaim Islam berusaha “mendominasi dunia”.
Yang jelas, sentimen anti-Islam di pelatihan dan orientasi FBI begitu terasa. Dalam pantauan “MajalahWired”, di antara buku yang terdapat di perpustakaan FBI adalah sebagai berikut:
“Onward Muslim Soldiers”, karya Robert Spencer, penulis dan blogger anti-Islam AS. Spencer dan karyanya banyak dikutip teroris Norwegia, Anders Behring Breivik.
“Militant Islam Reaches America”, ditulis oleh Daniel Pipes komentator politik neokonservatif yang dekat dengan kalangan dalam Gedung Putih pada masa pemerintahan George W Bush.
“Muhammad’s Monsters”, tulisan David Bukay, guru besar dari University of Haifa, Israel, yang merupakan pendukung setia tesis “Benturan Peradaban”, Samuel Huntington.
“Islamikaze: Manifestations of Islamic Martyrology”, karya Raphael Israeli, profesor Hebrew University yang berpandangan bahwa keberadaan negara Palestina berbahaya bagi dunia.
Rupanya bukan hanya di AS, buku-buku sekolah di Eropa juga sarat  Prasangka terhadap Islam. Georg Eckert Institute, sebuah lembaga   pendidikan di Jerman  melakukan penelitian, dengan menganalisis 27 jilid  buku yang digunakan oleh sekolah di Inggris, Perancis, Austria,  Spanyol, dan Jerman.
Buku-buku tersebut kerap berpandangan negatif, dimana  Islam selalu  disajikan sebagai sebuah sistem yang usang, yang belum berubah sejak  masa keemasannya. Buku teks yang digunakan di sekolah menengah itu  menempatkan “Islam yang kuno” melawan “Eropa yang modern”.
Bukan tidak mungkin, LSM-LSM komparador yang selama ini getol  menerbitkan buku-buku tentang deradikalisasi akan mengikuti arahan FBI.  Atau jangan-jangan akan menerjemahkan buku-buku yang sarat kebencian  terhadap Islam tersebut. Semoga tidak. (Desastian)


0 Comments :
Posting Komentar