JAKARTA (voa-islam.com) –  Maraknya penangkapan para aktivis terduga teroris jelang kedatangan  Obama ke Indonesia, ditengarai Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF)  sebagai ‘persembahan’ Densus 88 Antiteror untuk Amerika. Pasalnya,  kejadian serupa sudah terjadi tahun-tahun sebelumnya.
Hal itu diungkapkan koordinator ICAF, Mustofa B Nahrawardaya dalam siaran tertulisnya kepada voa-islam.com, Selasa (15/11/2011).
Dalam catatan ICAF, selalu ada yang  terulang jika Obama berkunjung ke Indonesia, yakni ramainya  penggerebekan teroris. “Dua kali Obama mengunjungi Indonesia, dua kali  pula orang-orang yang diduga teroris ditangkapi,” ujar Mustofa.
Tahun ini, jelas Mustofa, jelang  kunjungan Obama ke Bali, media dijejali dengan berita keberhasilan  Densus 88 menangkapi teroris kelompok baru bernama Kelompok Abu Omar.  Konon, polisi berhasil  menyita banyak amunisi beserta senjata berat  lainnya, bahkan konon ada yang ditembak ‘tepat’ di kakinya karena si  teroris membawa M-16 saat ditangkap. 
Mustofa menambahkan, penangkapan aktivis  terduga teroris juga terjadi tepat setahun yang lalu ketika Obama  menginjakkan kaki di tanah air pada 9 November 2010. Waktu itu,  serangkaian kejadian terorisme memenuhi halaman media massa kita sebelum  kehadiran orang nomor satu di Amerika Serikat itu. Serangkaian  penangkapan terhadap pelaku teror di Aceh, Pamulang, dan beberapa tempat  cukup membuat masyarakat kagum. Betapa hebatnya Densus 88 mampu  mengetahui dan menangkapi  orang-orang yang diduga teroris untuk  dijebloskan ke bui. Serangkaian perampokan yang direkam kamera,  pelatihan milisi yang direkam, dijadikan bukti oleh polisi untuk  menjerat para pelaku untuk dihukum. Obama pun kemudian lancar hadir di  Indonesia.
Dengan fakta-fakta itu, ICAF  mempertanyakan motif Densus dalam menangkapi para aktivis terduga  teroris yang dilakukan jelang kedatangan Obama ke Indonesia.
“Ini murni pemberantasan terorisme atau  ‘proyek’ cari muka terhadap Obama?” gugat Mustofa. [taz]


0 Comments :
Posting Komentar